Senin, 25 November 2013

IBD (tugas 3) "SANG PENJAHIT"




TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Sang Penjahit 

1.      Nilai moral Film “Sang Penjahit” yang sangat dalam. Dimana bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang satu, walaupun terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras, kita tetaplah satu, tidak boleh ada diskriminasi terhadap satu ras, suku, dan agama tertentu.

2.      Pesan dan Moral Film Pendek “SANG PENJAHIT”

Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah bahwa jiwa patriotism dan cinta Negara tidak terbatas, tidak memandang suku, etnis, agama. Bukan berarti bahwa karena ia keturunan cina dan itu membuat berkurang kecintaannya pada bangsanya. Kegigihan mempertahankan jiwa patriotisme perlu di contoh.
Film ini sangat menyentuh bagi saya, mungkin karena aspek music yang sangat mendukung membuat saya ikut terhanyut dalam cerita. Tidak perlu dialog-dialog tidak penting seperti dalam sinetron sekarang ini. Cukup 1 ekspresi si pemain mampu membahasakan banyak hal. Setting yang realis dan masuk akal memudahkan penonton untuk masuk dan hanyut ke dalam cerita dari awal hingga akhir.

3.      Sinopsis
Sang Penjahit
Pak Syarif seorang kakek tua mantan veteran yang sekarang menjadi seorang penjahit menerima pesanan menjahit bendera merah putih raksasa dari seorang mahasiswa, karena keteledorannya, bendera merah putih yang tadi telah selesai dikerjakan tertumpahan kopi. Jiwa patriotismenyapun tergugah, merah putih haruslah sempurna. Ia lalu mulai mencari cara  menggantikan kain putih yang tertumpah kopi tadi. Karena hari terlampau dini belum ada 1 toko kain pun yang buka, akhirnya terbersit ide untuk menggunakan seprei berwarna putih miliknya. Hari telah pagi si pemesan datang untuk mengambil pesanannya, karena belum selesai di jahit Pak Syarif meminta ia menunggu sebentar saja sampai ia selesai. Kala menunggu mata si pemesan tertuju pada bendera merah putih yang tadi tertumpahan kopi. Walaupun tidak sempurna si pemesan tetap mengambil bendera dan menggunakannya dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh dan merah putih terinjak-injak. Pak Syarif yang melihat dari tayangan TV tetangga hanya bisa bersedih memikirkan bagaimana merah putih yang sangat ia jaga kesuciannya, merah putih yang melambangkan usaha para pejuang memerdekaan Indonesia di usung dengan tidak hormat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar