CHAPTER
1
Pagi
seperti biasanya, Putri langkahkan kaki menelusuri lorong lorong koridor
sekolah menapaki jejak menuju kelas. Saat itu hanya ada beberapa siswa yang
hilir mudik berjalan santai menuju kelas masing masing. Terik matahari yang
mulai meninggi. Namun, pagi itu tampak sepi. Langkah Putri yang perlahan
berjalan santai agak lambat seakan akan tak berpijak lagi pada sang bumi.
Tibalah Putri dikelas hanya seorang diri lalu segera duduk dikursinya yang
berada di pojok belakang. Matanya agak terlihat sembab, sipit seperti anak
cina. Tanpa kata hanya diam dalam berjuta bahasa. Namun matanya yang berbicara
dengan apa yang telah terjadi, matanya sekali lagi menerawang waktu itu,
sebelum terjadi sesuatu yang membuatnya jadi seperti ini, seperti kehilangan
arah untuk hidup, seakan bila awan mendung yang berada di langit yang
memuntahkan air matanya tak lagi menghadirkan cahaya cerahnya mentari, bahkan
di saat air mata langit mulai mereda menetespun tak akan bisa ditemui lagi
pelangi, serta waktu pun mungkin tak terasa berjalan lagi, dan satu hal yang
ingin Putri inginkan hanyalah ingin pergi bersamanya... menyusulnya.... “ huft
“ hela nafas Putri.
Masih jelas memori ingatan seperti
apa masa masa indah bersamanya, semua tampak begitu indah, keceriaan yang
menghiasi kebersamaan mereka, dan apabila ada duka yang menghampiri tetap akan
hadir keceriaan lagi. Putra, satu nama yang telah beberapa tahun belakangan ini
mengisi hari hari yang Putri lalui. Tapi seketika ibarat pelangi tertutup kabut
awan kelabu tanpa pernah lagi warna warna itu muncul, semenjak bermula satu
minggu lalu dimana hari itu telah terjadi sesuatu pada Putra kekasihnya, Putra
mengalami sebuah kecelakaan tertabrak bus yang sedang melintasi jalan yang
mengakibatkan seketika itu juga menghembuskan nafas terakhir, pergi berada
kealam yang berbeda. Putra telah pergi untuk selamanya tanpa pernah ada
kesempatan untuk kembali.
Tanpa Putri sadari, dua sosok cowok
sedari tadi telah memperhatikan Putri, salah satu dari mereka menghampiri Putri
sementara yang satunya masih tetap berdiri memantau dari kejauhan.
“ hai ! “ sapa cowok misterius menghampiri Putri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar