CHAPTER
2
Tersentak
dari lamunan, Putri menatap asal suara dan tanpa di sadari, satu sosok cowok telah
berada duduk disampingnya. “ kamu siapa ? “ mulai berbicara , Tanya Putri yang
agak terkejut akan kehadiran cowok itu. Sambil tersenyum cowok itupun menjawab.
“ aku Ricky, kamu tentu sangat mengenalku Putri. “
Tersentak
dari satu sosok yang berada di sebelahnya itu, Putri berusaha mengingat “ siapa
dia ? mengapa bisa mengenal ku ? “ Tanya Putri pada dirinya. “ ah entahlah ! “
Putri pun membuyarkan fikirannya seakan ingatannya buntu untuk mengingat ingat
apapun yang ada. “ aku mengerti perasaan mu, kehilangan itu satu hal yang
menyedihkan. “ ucapnya lembut
Putri
merasa heran dengan sosok cowok tersebut. Seakan cowok itu tahu semua tentang
Putri.
“Tapi
siapa?“ satu tanda Tanya yang muncul di dalam benak Putri.
“apa
yang harus kamu mengerti tentang aku ? diri ku dan keadaan ku ?“ ucap Putri agak sinis.
“
karena aku sama seperti mu Putri. Aku pun kehilangan!“ raut wajah Ricky berubah
muram, Ricky menunduk, Ricky pun mulai bercerita lagi. Sontak membuat Putri
menjadi merasa bersalah atas ucapan yang baru saja Putri lontarkan.
“
aku juga seperti mu Put, aku juga turut merasakan apa yang Ia rasakan,
kehilangan..... ! aku tak bisa mengelak kenyataan. takdir memang terkadang tak
seirama dengan apa yang kita inginkan. Aku tak bermaksud meninggalkannya. Andai
dia tahu, aku tak sanggup melihat Ia menangis. Ingin aku memeluknya,
menenangkannya, menghapus kesedihannya dan satu hal yang aku ingin lakukan. Aku
ingin membuat Ia tersenyum. Tapi, hal itu tak bisa tuk aku lakukan untuknya.
Sikapnya seperti kamu saat ini Put, Membuat aku tidak tenang meninggalkannya
pergi jauh!“ ucap Ricky bercerita menerawang lurus kedepan.
“
kenapa kau harus meninggalkannya, jika kau tak ingin melihat kesedihannya ?.“
Tanya Putri merasa heran.
“
Put, kau tentu akan mengerti dengan sendirinya maksud dari kata yang baru saja
aku lontarkan.“ nada Ricky yang misterius.
Tampak
dari kejauhan satu sosok cowok yang melihat Putri dan Ricky. Ia ingin rasanya
pergi mendekat menghampiri lalu memeluk Putri, ada rasa kesedihan yang
memilukan melihat Putri yang seperti itu. Namun dari luar muncul dua cewek
masuk kekelas yang sedang tengah berbincang bincang satu sama lain. Melihat
Putri yang sedang duduk, mereka pun menghampiri.
“
Putri!“ sapa Sesil lalu mendekat menghampiri Putri. Sontak Putri pun tersentak
dan memandang mereka.
“
kamu yang sabar ya, gak terasa sudah satu minggu kamu baru masuk ke sekolah. Kami
kangen sama kamu, tau...!.“ ucap Nindi agak centil mencoba menghibur Putri
sambil memeluk sahabatnya itu.
“
gak ada yang kan abadi Put ! meski dia telah tiada, percayalah ! dia pasti gak
akan inginkan orang yang Ia tinggalkan seperti kamu ini Put, murung gak habis
habisnya ! masih ada warna lain dari cinta yaitu kita sahabat kamu. “ Ucap
Sesil secara hati hati berusaha menghibur.
“
iya Sob, mungkin aku hanya belum terbiasa dengan keadaan seperti ini.“ ucap
Putri menenangkan diri.
Teringat
Putri akan sosok Ricky. Putri menelusuri sudut pandangnya kesegala arah. Tampak
bingung raut wajahnya mencari cari satu sosok yang beberapa waktu lalu menemani
Putri dan secepat kilat tanpa disadari dengan waktu yang bersamaan datangnya
Sesil dan Nindi masuk kekelas menghampiri Putri. Sosok Ricky telah raib,
ditelan bumi hilang entah kemana. Meninggalkan tanda Tanya yang menggantung.
“
ada apa Put ? apa yang sedang kamu cari ? “ Tanya Sesil agak heran.
“
aku mencari Ricky, Sil ! tadi sebelum kalian berada di sini, dia ada. Kalian
ada gak ngeliat dia pergi ? “ Tanya Putri.
“
Ricky ? siapa dia ? kita hanya bertiga dikelas ini, gak ada yang lain. “ jawab
Sesil.
“
ye…….. kamu ini Put, ngelawak ya ? gak lucu deh,,,,, masih pagi tau ! “ celoteh
Nindi.
Putri
tak menghiraukan ocehan Nindi, Putri malah merasa bingung, heran dan terus
berusaha mencari sosok Ricky yang misterius. Datang secara tiba tiba dan pergi
tanpa di duga. Putri melangkahkan kaki keluar teras kelas dari kejauhan Putri
melihat Ricky dan satu sosok cowok, mereka menoleh kearah Putri dengan
memandang tanpa ekspresi. Tak ada tawa maupun air mata. Tatapan yang tak bisa
dijelaskan. Perlahan sosok mereka pergi semakin menjauh menghilang di lorong
lorong kelas.
“
hei ! “ sapa Nindi mengejutkan.
“
oh ya, kenapa ? “ Putri terkejut.
“
masuk yuk, ada sesuatu yang pengen aku sampein nih... “ menarik Putri yang di teras
luar menuju kedalam kelas.
“
Put. “ dengan hati hati kini Nindi berkata. “ dua hari yang lalu, teman yang di
bonceng oleh Putra meninggal setelah koma beberapa hari di rumah sakit akibat
kecelakaan itu. “
“
apa ? “.....................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar