ETIKA
DALAM PROMOSI
1. PENDAHULUAN
Kesuksesan
Muhammad dalam berdagang sudah menjadi fakta sejarah yang tidak bisa
dipungkiri, kehebatan beliau dalam berBisnis telah
diketahui banyak orang sampai suatu saat Khadijah mendengar dan
menjadikannya sebagai partner dalam usahanya. Dengan sentuhan Muhammad Khadijah
mendapat untung tidak sewajarnya, seperti tercatat dalam sejarah bahwa ketika
usahanya dipercayakan Muhammad, dia mendapat untung yang tidak pernah didapat
oleh orang sebelumnya.
Tentu,
ini tidak terlepas dari perjalanan panjang Muhammad sebagai pelaku Bisnis, sejak kecil sudah harus
belajar menjadi penggembala, beranjak dewasa ia harus belajar dagang
menjelajahi daerah-daerah di Arab bersama pamannya. Sampai akhirnya ia
harus melakukannya aktivitas dagang dengan mandiri.
Seperti
ditulis dalam berbagai literatur bahwa kesuksesan Muhammad tersebut
berdasarkan pada pribadi Muhammad yang selalu mengutamakan kejujuran, amanah dan
kepuasan konsumen. Dengan cara-cara inilah Muhammad terkenal sebagai pebisnis andal dan sukses. Para
pakar Bisnismodern mencoba
mengadakan kajian terhadap jejak Bisnis
Muhammad, kesimpulan mereka adalah rahasia kesuksesan Bisnis Muhammad karena beliau
menggunakan etika dalam berBisnis.
Etika Bisnis ini didasarkan
pada pengalaman Muhammad ketika menjadi pedagang, kemudian pengalaman beliau
tersebut dilegalkan dengan hadits-hadits ketika Muhammad sudah diutus menjadi
Rasul. Berikut beberapa etika Bisnis yang
dilakukan Muhammad terhadap klien atau konsumennya:
1.
Jujur dalam
menjelaskan produk
Kejujuran Muhammad
sudah diakui, ia adalah manusia yang paling jujur di dunia. Beliau selalu
mengatakan dengan jujur produk/barang yang didagangkannya, jika barang itu
rusak atau jelek, beliau akan mengatakan kerusakan atau kejelekan barang
tersebut. Sangat jarang pedagang yang berani berkata jujur perihal kualitas
barang dagangannya. Diceritakan dalam suatu riwayat suatu hari ada pembeli yang
menanyakan kain yang pernah dibeli temannya. Lantas Muhammad menjawab,
“kain yang tuan inginkan sudah habis, ini ada yang lain tetapi beda dengan
yang tuan maksud, dan harganya tentu berbeda dengan yang teman tuan beli tadi.”
Lantas pembeli merasa kalau Muhammad hendak menaikkan harga tersebut karena
sedang digandrungi oleh konsumen. Dan menurutpandangan pembeli kain tersebut
sama dengan yang dibeli temannya tadi.
Kemudian pembeli bertanya,
“Apakah engkau akan menaikkan harga kain ini?,” Muhammad menjawab “tidak,
justru harga kain ini lebih murah dari yang teman anda beli, walaupun kain
ini memang sama persis dengan yang teman anda beli, tapi kualitasnya
berbeda.”
Selain dari riwayat
tersebut Rosulullah juga bersabda:
“Sesama muslim itu bersaudara, tidak halal bagi seorang muslim
menjual barangnya kepada muslim lain, padahal barang tersebut terdapat
aib/cacat melainkan dia harus menjelaskan (aib/cacat) nya itu.” (HR. Ahmad).
2.
Suka sama suka (an
taradhin)
Permintaan dan
penawaran dalam sistem jual beli akan terasa nikmat dan indah jika
dilakukan secara fair dengan konsep ikhlas, di mana kedua
belah pihak yang bertransaksi melakukannya atas dasar suka sama suka. Hal
inilah yang dilakukan Muhammad, beliau tidak akan melakukan transaksi jual beli
kecuali kedua belah pihak suka sama suka, sehingga beliau sebagai penjual
senang dan orang lain sebagai pembeli lebih senang karena ia mendapat barang
yang diinginkannya dengan ikhlas dan mudah.
“Jual beli harus
dipastikan harus saling meridhai.” (HR. Baihaqi dan IbnuMajjah)
Prinsip suka sama suka
disebutkan dalam al-Qur’an surat An-nisa ayat 29: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yangBerlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamumembunuh dirimu .Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
3.
Tidak menipu takaran, ukuran
dan timbangan
Muhammad sangat
menghindari praktek penipuan, tentunya Muhammad selalu jujur dalam
menimbang. Praktek Bisnis yang
banyak mengandung penipuan pada umumnya adalah promosi, Muhammad pernah
memberikan teknik sales promotion yang jitu kepada seorang
pedagang. Suatu ketika beliau mendapati seorang sedang menawarkan barang
dagangannya, beliau melihat ada yang janggal pada diri orang tersebut, kemudian
beliau lewat dan menasihatinya, orang tersebut sangat menawarkan baju kepada
orang yang jangkung tapi baju yang ditawarkannya pendek.
Rasulullah bersabda: Artinya: dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw melarang jual beli hashah
dan jual beli gharar (yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya)
4.
Tidak
menjelekkan Bisnis orang lain
Menjelek-jelekan Bisnis orang lain yang merupakan
pesaingnya adalah tindakan pengecut. Banyak orang terjebak ke dalam
tindakan yang tidak terpuji demi mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin,
misalnya dengan menjatuhkan reputasi pesaingnya dengan menjelek-jelekannya.
Dalam berBisnis (berdagang),
Muhammad tidak pernah menjelek-jelekan dagangan milik orang lain, justru beliau
selalu membantu mempromosikan pedagang lain jika barang dagangan yang ada pada
dirinya tidak tersedia.
5.
Bersih dari
unsur riba
Muhammad dalam berBisnis tidak pernah melakukan
riba sedikit pun, apalagi memakan hasil riba. Bahkan dalam suatu hadits
beliau mengutuk praktek riba dan menyamakan pelaku riba sebagai pembuat dosa
besar.
6.
Tidak menimbun
barang
Dalam bahasa Arab
disebut dengan “al-ikhtikar”. Kata ini mengandung makna azh-zhulm(aniaya)
dan isa’ah al-mu’asyirah (merusak pergaulan). Secara umum
dapat diambil pengertian yaitu aktivitas menyimpan barang yang dibutuhkan
masyarakat dengan tujuan menjualnya ketika harga telah melonjak, barang itu
baru dipasarkan.
Muhammad dalam berBisnis tidak pernah melakukan
penimbunan barang, bahkan beliau melarang para pedagang melakukan penimbunan.
Hal ini tercermin dalam berbagai hadits yang ditegaskan beliau tentang larangan
dan ancaman bagi orang yang menimbun.
Nabi bersabda: Artinya: Dari Ibnu Umar (bahwasanya) Nabi saw (bersabda): “barang siapa
yang menimbun makanan selama empat puluh hari (dengan tujuan menaikkan
harga) ia telah berlepas dari diri Allah dan Allah juga berlepas diri
darinya”
7.
Tidak melakukan
monopoli
Monopoli merupakan
cara batil dalam memperoleh harta. Sebab praktek monopoli pada umumnya
merugikan orang lain karena bersifat tidak fair dan tidak memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk bisa melakukan usaha yang sama. Muhammad menentang
praktek-praktek monopoli yang dilakukan pedagang Arab.
Dalam sebuah hadis
disebutkan: “Nabi SAW ditanya tentang mata pencaharian yang paling baik.
Beliaumenjawab, “Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yangmabrur.”
(HR. Bajjar, Hakim menyahihkannya Rifa’ah Ibn Rafi’).
8.
Membayar upah
pekerja sebelum keringatya kering
Gaji atau upah
merupakan harapan terbesar bagi seorang buruh yang bekerja mencari nafkah,
oleh karena itu pemberian upah harus sesuai dengan kerja yang dilakukan.
Dalamhadisdisebutkan,: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringat nya kering.” (HR. Ibnu
Majahdari Ibnu Umar).
9.
Teguh menjaga amanah
Muhammad selalu
menjaga etika ini dalam menjalankan aktifitas dagangannya. Ketika Muhammad
menjadi karyawan Khadijah ia selalu menjaga barang bawaannya selama
perjalanan dan menjual barang-barang tersebut sesuai amanat dari Khadijah.
10. Toleran dalam berBisnis
Sifat toleran
merupakan salah satu kunci sukses Muhammad. Sifat ini akan membuka kunci rezeki
dan sarana hidup tenang bagi para peBisnis.
Manfaat toleran adalah mempermudah pergaulan, mempermudah urusan jual beli dan
mempercepat kembalinya modal. Toleran dalam berBisnis berarti sikap memudahkan dan berlapang dada dalam
menjalin kerjasamaBisnis, baik
perdagangan, industri maupun Bisnis lainnya.
Sikap toleran mendorong kokohnya jalinan kemitraan Bisnis, memudahkan setiap urusan, rasa empati terhadap rekan kerja
dan sikap positif lainnya.
11. Menepati janji
PeBisnis yang sukses pasti bisa
memegang janji yang diucapkannya sendiri, baik terhadap pelanggannya
maupun di antara sesama pedagang. Muhammad adalah peBisnis yang selalu menepati
janji, terutama kepada pelanggannya. Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa
Muhammad pernah janji akan bertemu dengan pelanggannya untuk mengadakan
transaksi Bisnis, tetapi
pelanggan tersebut lupa dengan janji itu sehingga tidak datang. Namun Muhammad
terus menunggu pelanggannya itu selama tiga hari sampai pelanggannya itu
datang.
12. Murah hati
Muhammad menganjurkan
agar para pedagang selalu bermurah hati dalam melakukanBisnis. Murah hati dalam pengertian;
ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh
tanggung jawab.
13. Bersikap adil dalam menjalankan Bisnis
Muhammad diutus untuk
membangun keadilan, celakalah bagi orang yang berbuat curang yaitu
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk
dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang lain selalu
dikurangi
14. Menjual produk yang dijamin kehalalannya
Setiap barang atau
produk yang dijual harus merupakan barang yang halal, baik dari segi
zatnya maupun cara mendapatkannya. Rasulullah melarang keras berBisnis barang-barang haram,
seperti jual beli khamr, obat-obatan terlarang, barang hasil curian dan lainnya.
2.
TEORI
Etika
Dalam Promosi
kegiatan
promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang kita produksi menjadi
diketahui oleh publik
Dalam
berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara kita berpromosi
yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku ,etika ini
juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh
tekhnik promosi kita
Berikut
ini adalah etika-etika dalam melakukan pemasaran/promosi dilihat dari berbagai
konteks seperti produk,harga,tempat dan produksi
1.
Etika pemasaran dalam konteks produk:
·
Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan
masyarakat.
·
Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau
benefit
·
Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
·
Produk yang dapat memuaskan masyarakat
2.
Etika pemasaran dalam konteks harga:
·
Harga diukur dengan kemampuan daya beli
masyarakat.
·
Perusahaan mencari margin laba yang layak.
·
Harga dibebani cost produksi yang layak.
3.
Etika pemasaran dalam konteks tempat /
distribusi:
·
Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.
·
Konsumen mendapat pelayanan cepat dan
tepat.
4.
Etika Pemasaran dalam konteks promosi :
·
Sebagai sarana menyampaikan informasi yang
benar dan obyektif.
·
Sabagai sarana untuk membangun image
positif.
·
Tidak ada unsur memanipulasi atau
memberdaya konsumen.
·
Selalu berpedoman pada prinsip2 kejujuran.
·
Tidak mengecewakan konsumen.
Kadang
dalam melakukan promosi kita juga melakukan promosi melalui media seperti iklan.
Dalam membuat iklan pun kita harus memperhatikan etika yang ada di dalam bisnis
periklanan itu sendiri. Etika -etika itu antara lain:
·
Iklan tidak boleh menyampaikan informasi
yang palsu dengan maksud memperdaya konsumen.
·
Iklan wajib menyampaikan semua informasi
tentang produk yang diiklankan
·
Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan.
·
Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan
yang bertentangan dengan moralitas
3.
ANALISIS
Di sini
saya akan mengambil contoh kasus promosi yang tidak ber etika, yaitu :
IKLAN
"MIE SEDAP" MELECEHKAN PROFESI GURU
Jakarta
– KPI Pusat mengimbau semua stasiun televisi untuk memperbaiki adegan dalam
tayangan iklan “Mie Sedap” sebelum tayang kembali.
Menurut
KPI tayangan yang terdapat dalam iklan tersebut tidak memperhatikan norma dan
nilai yang berlaku dalam lingkungan sekolah, memperolok tenaga pendidik (guru)
dan merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Teguran
dan penjelasan tersebut tertuang dalam surat imbauan KPI Pusat yang
ditandatangani Ketua KPI Pusat, Dadang Rahmat Hidayat, kepada semua stasiun televisi,
Rabu, 28 Desember 2011.
Adapun
adegan pelanggaran yang dimaksud dalam iklan “Mie Sedap” yakni adegan seorang
guru yang memegang sebuah produk mie dan di kepalanya bertengger seekor ayam.
Dalam surat imbauan itu, KPI meminta kepada semua stasiun televisi untuk
menjadikan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KPI
tahun 2009 sebagai acuan utama dalam menayangkan sebuah program siaran.
KPI
akan terus melakukan pemantauan terhadap iklan tersebut. Bila ditemukan adanya
pelanggaran, KPI akan memberikan sanksi administratif.
ANALISIS iklan tersebut, menurut saya iklan mie sedap ini pada bagian
akhir yaitu terlihat ruang yang jorok dengan banyak ayam yang tidak enak dipandang,
yang mana seharusnya runag kelas disekolah harus terlihat rapih dan nyaman agar
proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, dan terlihat juga seorang guru
yang diatas kepalanya ada ayam, guru yang semestinya memiliki wibawa dan
berjasa memberikan ilmu di iklan tersebut malah ditampilkan dengan di atas
kepalanya bertengger seekor ayam. Tentu saja iklan mie sedap ini sangat tidak
pantas untuk di iklankan di televisi mengingat yang melihat/mentonton televisi
bukan hanya orang dewasa tetapi seluruh kalangan usia tak terkecuali anak-anak. Dengan
adanya iklan tersebut maka dapat mengubah cara pandang anak-anak sekolah bahwa
sosok guru bukanlah sosok yang patut dihormati atau sekolah kotor bukanlah
masalah.
4.
REFERENSI